Banjarmasin, Targetjurnalis.id –
Produk keripik produksi warga binaan Lapas Kelas IIA Banjarmasin kembali bertambah. Kali ini, giliran keripik bawang yang diolah oleh Ardi, salah satu warga binaan yang aktif dalam program pembinaan kemandirian. Pada Rabu (30/07), Ardi mengolah adonan sebanyak 5 kg yang menghasilkan 8 kg keripik bawang siap konsumsi.
Kegiatan berlangsung di dapur produksi Lapas dan diawasi langsung oleh staf subseksi Kegiatan Kerja (giatja). Proses pengolahan dilakukan mulai dari pencampuran bahan, pengulenan, pencetakan, hingga penggorengan, dengan memperhatikan standar kebersihan dan kualitas rasa.
Produk keripik bawang ini menjadi bagian dari variasi baru dalam lini produk kuliner “Asteda” yang sebelumnya telah memasarkan keripik tempe, akar pinang, dan jintan. Seluruh hasil produksi dipasarkan di lingkungan Lapas dengan harga terjangkau.
Kasi Giatja Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Hazairin, menyampaikan bahwa program kemandirian ini merupakan salah satu bentuk pembinaan yang berkesinambungan.
“Melalui program seperti ini, warga binaan dibekali keterampilan yang dapat menjadi bekal berharga setelah bebas nanti. Kami tidak hanya mengajarkan teknis produksi, tapi juga cara menjaga kualitas dan nilai jual produk,” jelas Hazairin.
Hal senada disampaikan Kalapas Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, yang mengapresiasi konsistensi warga binaan dalam memproduksi keripik.
“Kami terus mendorong warga binaan untuk aktif dalam kegiatan pembinaan yang produktif. Program seperti pengolahan keripik ini adalah bentuk nyata pembinaan kemandirian yang memberi manfaat langsung, baik selama menjalani pidana maupun setelah bebas nanti,” tegas Kalapas.
Kegiatan ini sejalan dengan semangat Lapas Banjarmasin untuk membentuk warga binaan yang mandiri dan produktif melalui pembinaan kerja yang aplikatif dan berorientasi pada kehidupan pasca-pidana. (Humas Lapas Banjarmasin)
