Tegal – Jateng, targetjurnalis.id
Masyarakat Sakan Jaya dan d
Danawarih digegerkan oleh isu perawatan Jembatan Danawarih yang dilakukan dengan cara pergantian papan kayu. Ironisnya, meski disebut menelan anggaran fantastis tidak ada satu pun papan proyek atau kejelasan sumber pendanaan.
Ketiadaan transparansi ini membuat warga kian bingung. Warga dibuat keder, ada yang berpendapat proyek ini berasal dari konglomerat yang kelebihan duit, sementara ada pula yang meyakini dana pemerintah ikut mengalir hingga ratusan juta rupiah. Semua pendapat itu muncul karena kejelasan memang tidak nampak.
Ket Satgasus Gerhana Indonesia DPD Jawa Tengah, Ree, memberikan tanggapan tegas.
> “Fenomena ini tidak boleh dibiarkan. Tidak ada alasan satu pun proyek publik berjalan tanpa keterbukaan. Jika benar ada anggaran ratusan juta, maka wajib dijelaskan ke publik. Jangan ada ruang gelap untuk praktik kotor berkedok pembangunan,” tegas Ree.
Ia menambahkan, pihaknya tidak hanya menyoroti, tetapi juga akan mengambil langkah nyata.
> “Kami jelas akan bersurat resmi untuk meminta penjelasan dari instansi terkait. Jika tidak ada respon, persoalan ini akan kami kawal lebih jauh. Kami tidak segan membawa kasus seperti ini ke aparat pengawas dan penegak hukum,” pungkasnya.
Gerhana Indonesia menilai, pembangunan tanpa transparansi hanya akan melahirkan kecurigaan dan membuka celah korupsi. Publik berhak tahu setiap rupiah yang digunakan, apalagi jika menyangkut dana hingga ratusan juta rupiah.
Kasus Jembatan sangkanjaya. Danawarih kini menjadi alarm keras bahwa keterbukaan bukan sekadar formalitas, melainkan syarat mutlak agar pembangunan benar-benar berpihak pada rakyat.
Korwil jateng







