Banjarmasin, Targetjurnalis.id –
Suasana hening dan khidmat menyelimuti Blok E Lapas Kelas IIA Banjarmasin pagi itu. Puluhan warga binaan tampak berbaris rapi, duduk bersila menghadap kearah pembimbing untuk mengikuti pembelajaran tajwid yang hari itu difokuskan pada materi hukum Qalqalah, salah satu kaidah penting dalam pelafalan huruf-huruf tertentu dalam Al-Qur’an.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian yang rutin dilaksanakan oleh Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik (Binadik). Di tengah keterbatasan, warga binaan tetap menunjukkan semangat belajar yang tinggi dalam memperdalam ilmu agama. Pembelajaran berlangsung interaktif, dengan penjelasan materi, latihan membaca, serta koreksi bacaan satu per satu secara langsung.
“Qalqalah itu getaran suara saat melafalkan huruf-huruf tertentu dalam kondisi mati atau berhenti. Ternyata penting sekali, karena memengaruhi makna dan keindahan bacaan Al-Qur’an,” ujar salah satu warga binaan yang menjadi peserta belajar, usai menerima bimbingan tentang hukum qalqalah sughra dan kubra.
Para peserta tampak menyimak dengan saksama. Di sela lantunan ayat yang dibacakan secara bergiliran, suasana khidmat sangat terasa. Mereka berusaha membaca dengan pelafalan yang benar, memperhatikan panjang pendek, dengung, dan letak qalqalah dengan lebih hati-hati.
Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Akhmad Herriansyah, menegaskan bahwa kegiatan belajar mengaji dengan materi tajwid seperti hukum Qalqalah ini sangat penting dalam proses pembinaan warga binaan.
“Pembinaan keagamaan adalah pondasi utama dalam membentuk karakter dan kepribadian warga binaan. Dengan pemahaman tajwid yang baik, mereka tidak hanya meningkatkan kualitas ibadah, tetapi juga membangun disiplin, kesabaran, dan ketekunan yang sangat dibutuhkan dalam proses rehabilitasi,” ujarnya.
Kalapas juga menambahkan bahwa semangat belajar seperti ini menjadi cermin bahwa meskipun berada dalam keterbatasan, warga binaan tetap memiliki potensi besar untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi momentum bagi mereka untuk terus berbenah dan menatap masa depan yang lebih cerah setelah kembali ke masyarakat,” tambahnya.
Wali Pemasyarakatan Blok E, Muhammad Isnandar, menyampaikan bahwa kegiatan rutin belajar mengaji seperti ini sangat membantu dalam membangun suasana kondusif dan harmonis di blok hunian.
“Melalui kegiatan keagamaan, warga binaan tidak hanya memperdalam ilmu agama, tetapi juga belajar disiplin dan saling menghargai satu sama lain,” ujarnya.
Salah seorang warga binaan mengaku bersyukur mendapat kesempatan untuk belajar tajwid secara lebih mendalam.
“Dulu saya cuma baca apa adanya. Sekarang saya tahu mana huruf yang harus digetarkan, kapan harus berhenti, dan bagaimana membacanya dengan baik. Rasanya hati ini jadi lebih tenang,” ungkapnya.
Pembinaan ini membuktikan bahwa di balik tembok penjara, cahaya ilmu tetap bisa menyinari jalan perubahan. Melalui barisan-barisan yang rapi dan lantunan ayat suci yang bergema di ruang sederhana itu, tercipta ruang pembelajaran yang bukan hanya mengasah kecakapan membaca, tapi juga menumbuhkan harapan dan memperkuat keimanan. (red)