Tegal – Jawa Tengah, targetjurnalis.id
24/10/2025
Hingga kini, para petani di Desa Danawarih dan wilayah sekitarnya masih mengalami kesulitan mendapatkan air untuk mengaliri lahan pertanian mereka. Kondisi ini terjadi sejak dimulainya proyek pembangunan Bendungan Danawarih oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
Menurut salah satu paguyuban berinisial (M,) sebelum adanya pembangunan bendungan tersebut, aliran air di wilayah Danawarih dan sekitarnya sangat lancar dan mampu mengairi sawah secara maksimal. “Dulu debit air mencapai sekitar 95 persen. Sekarang paling tinggi baru sekitar 60 persen, itu pun belum cukup untuk mengairi semua lahan,” ungkapnya, Selasa (22/10/2025).
Ia menambahkan, kondisi kekurangan air kini tidak hanya dirasakan oleh petani di Danawarih, tetapi juga di sejumlah desa di sepanjang aliran irigasi Gung, mulai dari wilayah Kecamatan Balapulang hingga Lebaksiu dan sekitarnya.
“Apalagi wilayah barat seperti Desa Balapulang dan Pamiritan, jelas masih kekurangan air. Pengairannya belum efektif,” ujar M.

Para petani pun mengaku kebingungan menghadapi situasi ini. Mereka berharap agar proyek bendungan segera diselesaikan agar aliran air bisa kembali normal dan lahan sawah dapat ditanami seperti semula.
“Kalau sawah tidak bisa ditanam, dampaknya bukan hanya ke petani, tapi juga ke kios pupuk. Karena pupuk dari distributor sudah ditebus, sementara lahan belum bisa diolah,” kata salah satu anggota kelompok tani (Gapoktan).
Dalam hasil klarifikasi media kepada sejumlah petani dan pengurus paguyuban di wilayah Danawarih, muncul pula kekecewaan terhadap kinerja Forum Masyarakat Peduli Pembangunan (FMPB).yang info nya mau mbantu para petani
Menurut M, forum tersebut belum memberikan kontribusi nyata bagi para petani.

“Mereka mengaku membela petani, tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya. Saya dan pengurus Gapoktan pun tidak pernah diajak musyawarah. Jangan-jangan forum itu hanya memperjuangkan kepentingan sendiri,” tegasnya.
Para petani juga mempertanyakan legalitas forum (FPMB) tersebut, apakah benar berbadan hukum atau hanya sekadar kumpulan wartawan dan lsm. yang mencari keuntungan dari isu proyek Bendungan.
“Kalau memang membela petani, tunjukkan bukti dan hasil kerja nyata,” tutup M dengan nada kecewa.
Dari aktivis yang lain “nawang elin “dan Iwan aktivis lingkungan, juga menyoroti kegiatan dari FPMB. Yang 21 orang Yang kemarin kabar nya ber audensi , terus Apa yang di bahas dalam pertemuan itu apa kah membela kaum tani dalam kesusahan mengenai air. Apakah ada kepentingan pribadi di tubuh media atau lembaga nya masing -masing dalam satu naungan (FPMB)
Karwil jateng







