Sulut,Kota Bitung,Targetjurnalis.id ;
Para Sopir Truk yang tergabung di Asosiasi Lintas Penyebrangan merasa Angkutan logistik yang berupa kebutuhan pokok masyarakat, yang diangkut dari Kota Bitung melewati kapal Fery dari pelabuhan Bitung akan di atau eksport ke daerah antar pulau yaitu ke wilayah Ternate Maluku Utara.
Ratusan truk bermutan Angkutan logistik yang berupa kebutuhan pokok masyarakat, terlihat mengalami antrean panjang menunggu giliran pemberangkatan di salah satu Pelabuhan Samudera Bitung. Kamis ( 09/06/2022) Pukul 20.00 WITA.
Antrean tersebut sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu.
Kejadian ini pun membuat para Sopir Truk mengalami kerugian, yang merupakan akibat dari harga logistik berupa kebutuhan pokok yang saat ini terjun bebas.
Penumpukan Angkutan logistik yang berupa kebutuhan pokok masyarakat pun terpantau di Pelabuhan Samudera Bitung yang berada di Kota Bitung provinsi Sulawesi Utara.dengan penumpukan truk angkutan logistik
dan jatuhnya harga kebutuhan pokok saat ini, juga berdampak pada keadaan ekonomi para buruh kebun sawit, serta para Sopir Truk yang sebagian sudah mulai menganggur dengan tidak ada lagi biaya oprasional dalam perawatan kebun dan upah muat kebutuhan pokok tersebut.
Apalagi ditambah biaya ekonomi dan masuknya ajaran baru sekolah terhadap anak-anak kami, dengan harga tandan kebutuhan pokok yang anjlok sekarang ini sudah tidak sanggup lagi Apa bila kami setiap hari Antrian di pelabuhan samudera Bitung bagaimana dengan keadaan keluarga kami di rumah serta kami rugi karena angkutan logistik berupa kebutuhan pokok yang harus di kirim cepat tetapi harus antrian namun di duga kemungkinan bisa telah terjadi pungli di dalam pelabuhan samudera Bitung serta pelabuhan Ferry bitung,” keluhanya.
Hal senanda juga disampaikan oleh Salah Satu Agen Kapal Andi Burhanuddin ia mengatakan dengan pelarangan ekspor tersebut mengakibatkan antrean truk bermuatan TBS sejak setelah Hari Raya Idul Fitri.
Kami bertahan di sini sudah hampir lebih kurang satu Minggu menunggu mobil kami bisa di naikan di dalam kapal supaya lebih cepat untuk di kirim ke luar daerah demi kebutuhan pokok masyarakat,” katanya.
“Kalau kami biarkan begini saja bagaimana keluarga kami yang kemungkinan tidak bisa makan dan sekolah karena kami tidak dapat ke untungan dari hasil pengantaran logistik berupa kebutuhan pokok masyarakat ke luar daerah,” tambahnya.
Ia Berharap Perhatian dari pemerintah kepada Asosiasi terkait, agar pemerintah kota Bitung lebih memperhatikan mereka. dan juga terkait dengan upah dari angkutan logistik yang mereka angkut, agar pihak pengusaha atau pemilik barang dapat menyesuaikan upah atau biaya agar pendapatan upah mereka bisa disesuaikan dengan angkutan yang ada,
agar pendapatan Meraka bisa menyesuaikan dengan kebutuhan sehari- harinya mereka.” Tutup Andi Bur. Saat di Wawancarai beberapa awak media Jumat (10/06/2022).
(Lareken/ Tim)