DAIRI – targetjurnalis.id
dr. Zulfahmi Zulfa, M.Ked (PD), SpPD melakukan sosialisasi diabetes melitus kepada pasien penderita penyakit dalam di RSUD Sidikalang, Kamis (23/2/2023).
Zulfahmi mengatakan, diabetes melitus tipe II atau sering disebut penyakit kencing manis adalah keadaan yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal. Keadaan ini terjadi karena kurangnya berolahraga, berat badan yang berlebih, makan yang tidak sehat, dan bisa juga karena faktor keturunan keluarga.
“Gemuk dulu dipandang sebagai tanda kemakmuran, sekarang gemuk itu sama dengan gudang penyakit. Jika orangtua kita atau siapapun terlihat kurus, tidak perlu dipaksa untuk gemuk. Kurus itu tidak selamanya karena kurang makan atau vitamin, badan yang ideal itu adalah tidak terlalu gemuk. Kecuali kurus tidak sehat atau memiliki penyakit,” ujarnya.
Selanjutnya, dr. Zulfahmi mengajak para pasien untuk rajin berolahraga untuk membantu kekebalan sistem tubuh.
“Ayo olahraga seperti lari pagi 20-30 menit/hari, karena ini dapat membantu kekebalan tubuh. Aktifitas fisik (olahraga) dan makanan yang sehat adalah yang terpenting bagi kesehatan, kemudian makan obat secara teratur akan menjadi pendukung kadar gula darah terjaga,” tuturnya.
Ditambahkannya, untuk mempertahankan berat badan yang ideal harus rutin periksa gula darah, melakukan aktifitas fisik, berhenti merokok dapat mencegah terjadinya diabetes melitus. Zulfahmi mengajak pasien untuk terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta rutin lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan.
Selanjutnya, Zulfahmi menambahkan bahwa gejala dari penyakit diabetes melitus tipe II ini adalah banyak makan, berat badan menurun, cepat ngantuk, sering buang air kecil, sering merasa haus, tubuh cepat lelah dan berbagai gejala lainnya.
Menurutnya, diabetes melitus jika 1. Gejala klasik + gula darah sewaktu >200 mg/dl, 2. Gejala klasik + gula darah puasa >126 mg/dl, 3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO >200 mg/dl.
“Siapa saja bisa terkena diabetes. Orang yang diabetes awalnya juga adalah orang yang sehat dan normal kemudian beralih ke Pre-Diabetes. Pre-Diabetes ini adalah orang-orang yang gemuk. Orang yang obesitas atau banyak makan sudah pasti berada di tahap Pre-Diabetes. Setelah itu menjadi diabetes, kemudian terakhir penyakit komplikasi. Komplikasi akut dapat karena kadar gula kurang, diet dan pengobatan yang berlebih, sehingga dapat menyebabkan Hipoglikemia. Jika tidak langsung dibawa ke dokter atau pelayanan medis terdekat bisa menjadi koma kemudian berakibat kematian,” katanya.
Zulfahmi berharap agar pasien lebih hati-hati dalam menjaga kesehatan dan lebih waspada terhadap penyakit diabetes melitus II ini, baik untuk pasien yang berada disini maupun untuk keluarga dirumah.
“Semoga dengan paparan penyuluhan yang dilakukan pada hari ini, membuat kita lebih paham akan penyakit diabetes. Kita dapat saling menjaga dan langsung periksa jika terdapat gejala seperti yang telah disampaikan tadi. Semoga menjadi berkah untuk kita semua dan cepat sembuh,” katanya. (Hum)